Topiksulawesi.com, Parimo – Usai diguyur hujan lebat yang terjadi sekitar pukul 19.30 hingga pukul 21.00 Wita mengakibatkan sungai di Desa Torue, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah, meluap ke perkampungan, Kamis (28/7/2022).

Ketinggian air hingga sekitar lebih dari 1 meter, membuat warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.

Tidak hanya itu, dikabarkan sudah lebih dari 10 warga meninggal akibat banjir bandang di Desa Torue, Kecamatan Torue, Kabupaten Parimo, Provinsi Sulteng,

10 yang meninggal telah diidentifikasi, tiga diantaranya, Kasmin Toki (50), Mato (50) dan Aneke Solang (44).

Sementara, tiga warga yang hilang merupakan nenek dan dua cucunya masih dalam pencarian warga dan tim sar setempat.

Banjir bandang disertai lumpur dan pohon kayu yang terjadi secara tiba-tiba itu menghatam pemukiman, ratusan rumah dan lahan pertanian terdampak akibat banjir bandang tersebut, derasnya arus air membuat beberapa kendaraan yang melintas di jalur trans Sulawesi ikut terseret arus air yang membabi buta menyisir pemukiman.

Ungkapan belasungkawa dan prihatin atas kejadian itu datang dari berbagai pihak, salahsatunya Anggota DPRD Provinsi Sulteng Muhaimin Yunus Hadi,SE. Kepada media ini dirinya meminta dan mendesak pemerintah Provinsi turun tangan menyelesaikan pasca becana banjir tersebut.

“Sebelumnya, secara pribadi kami menyampaikan belasungkawa dan dukacita yang sedalam-dalamnya kepada keluarga korban meninggal dunia dalam kejadian banjir bandang teresebut, termasuk kepada warga yang terdampak yang mungkin saat ini terpaksa harus berada di tempat pengungsian” kata Muhaimin.

“Kami juga meminta kepada pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk segera menurunkan tim investigasi dan segera menelusuri penyebab utama banjir bandang tersebut, ini perlu untuk kemudian menindaklanjuti penyebab tersebut agar kedepannya bencana alam seperti banjir ini setidaknya bisa diantisipasi sejak dini, tetapi kalau kita hanya diam dan tidak mau tau soal penyebanya maka tidak menutup kemungkinan banjir serupa masih akan terjadi di kemudian hari,” tandas Muhaimin.

Sampai berita ini diturunkan, diketahui Sekitar 150 rumah terendam dan saat ini para korban terdampak akibat banjir bandang tersebut masih berada di tempat pengungsian sementra diantaranya Masjid dan beberapa rmuah keluarga korban, dan berharap adanya bantuan yang datang berupa kebutuhan pokok dan obat-obatan. (TS-AY).