Topiksulawesi.com, Tolitoli – Intensitas hujan yang cukup tinggi sejak selasa  (22/3/2022) pukul 22.00 WITA hingga Rabu (23/3/2022) Pukul 04.00 WITA menyebabkan aliran Sungai Lembe di Kecamatan Baolan meluap dan merendam sebagian Kelurahan di Kec. Baolan yang ketinggiannya mencapai 40 cm hingga 1,5 meter.

Berdasarkan data sementara dari Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tolitoli,  bencana banjir ini mengakibatkan 2 Kecamatan, 5 Kelurahan, dan 10 Desa ikut terdampak, yakni Kecamatan Galang di Desa Kalangkangan, Desa Ginunggung, Desa lalos, Desa Tende, Desa Sabang, Desa Aung, Desa Bajugan dan Desa Ogomoli. 

Di Kecamatan Baolan, Desa dan Kelurahan yang terdampak antara lain:  Kel. Baru, Kel. Tuweley, Kel. Tambun, Kel. Sidoarjo, Kel. Nalu, Desa Buntuna, dan Desa Dadakitan.

Beberapa fasilitas umum juga turut terkena dampak akibat banjir ini, antara lain yaitu RSU Mokopido dan beberapa sekolah serta Kantor Dinas, Kantor Kecamatan dan Kantor Kelurahan diwilayah Kecamatan Baolan.

Terkait bencana banjir di Kabupaten Tolitoli, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Tolitoli Fajar Syuko Suhada menjelaskan bahwa salah satu titik yang harus segera ditangani oleh tim Tanggap Darurat adalah di Aliran Sungai Lembeh.

” Sungai lembeh yang ada di Lembah saat ini sudah penuh dengan sedimentasi, sehingga harus segera ditangani melalui langkah tanggap darurat, syukurlah PT. Brantas Abipraya yang ada di Sibea dapat segera membantu tim kami, masih dihari pertama mereka sudah mengirimkan alat beratnya dan itu sangat bermanfaat dalam langkah Penanganan Bencana ini” ujar orang nomor satu di PUPR Tolitoli tersebut. 

Dilain pihak, ketika dikonfirmasi terkait peran sertanya dalam penanganan bencana banjir yang melanda Kabupaten Tolitoli,  Hendro Dwiantoro selaku Project Manager Proyek D I Salugan PT BRANTAS ABIPRAYA (Persero) menjelaskan bahwa sebagai perusahaan BUMN yg berkiprah di dibawah naungan Paket Pekerjaan BWS Sulawesi III dan berlokasi di Daerah Irigasi Salugan Kab. Tolitoli, PT. Brantas Abipraya (Persero) sangat memahami bahwa semua pihak harus bersinergi dan turut ambil bagian dalam penanganan bencana ini;

 “Niat kami adalah untuk membantu kesulitan warga yg terdampak banjir dengan berkoordinasi dengan PU dan pemerintah setempat. Sebagai penanganan cepat untuk mengurangi dampak banjir kami mendatangkan 1 unit excavator PC200 untuk menormalisasi alur sungai Lembeh yg berada di kecamatan   Baolan. Jika ada kebutuhan Mobil Dumptruck kami juga siap untuk mendatangkan ke lokasi untuk membantu percepatan buangan tanah hasil normalisasi” Ujar Penangung Jawab Utama Pembangunan Daerah Irigasi Salugan yang kelak diharapkan menjadi lumbung pangan di Kabupaten Tolitoli.

Ditanyakan tentang biaya yang dikeluarkan terkait mobilisasi dan operasional alat berat excavator SANY SY215C yang tiba di lokasi pukul 21:00 wib pada hari pertama pasca bencana, secara detail pihak perusahaan tidak bersedia menyebutkan nilai biaya operasional dari Kegiatan bantuan tersebut, karena bantuan yang diberikan adalah murni bantuan dari perusahaan dan tidak perlu disebutkan besarnya.

Menanggapi pertanyaan terkait persoalan teknis, Site Operation Manager PT Brantas Abipraya,  Leonardo Tri Putra S, menjelaskan tentang keadaan sungai lembeh dan perlunya segera dilakukan normalisasi,

” Jelas terlihat dari lokasi yang telah kami tinjau bersama tim media, Sungai Lembeh selalu meluap ke jalan dan pemukiman warga hingga masuk ke Area Rumah Sakit Mokopido. Ini diakibatkan karena sempitnya badan sungai dan adanya pendangkalan akibat kiriman material debris dari hulu sungai dan itulah sebabnya kami segera lakukan penanganan cepat dengan alat excavator untuk menormalisasi kembali aliran sungai dengan harapan setelah di lakukan normalisasi air tidak meluap lg ke jalan dan pemukiman warga sepanjang sungai Lembeh hingga kemuaranya” ungkapnya.

Menanggapi langkah cepat dari PT Brantas Abipraya dan koordinasi yang baik dengan pihak PUPR dan BPBD Ketua DPW JPKP Sulawesi Tengah,  Irwan Amir memberikan apresiasi dan dukungan kepada semua pihak yang turut ambil bagian dalam penanganan bencana, khususnya yang saat ini terjadi di Tolitoli. 

Ketua organisasi yang merupakan mata dan telinga Presiden Jokowi ini juga menegaskan bahwa hal semacam ini akan menjadi catatan dan bahan laporan ke DPP JPKP di Jakarta agar semua perusahaan BUMN khususnya yang ada di Sulawesi Tengah harus dapat menjadi contoh bagi perusahaan lain dalam hal kepekaan sosial apalagi saat ada bencana, tegas Irwan.

Berdasarkan pantauan media ini, titik terparah akibat banjir tersebut yakni di Desa Galumpang dimana kurang lebih 136 rumah yang mengalami kerusakan dan 4 rumah hanyut terserat arus sungai.

Selain itu, 4 jembatan yang berada dijalan Trans sulawesi rusak parah dan tidak bisa dilewati kendaraan roda empat, serta satu jembatan yang berada di desa Galumpang terputus sehingga mengakibatkan roda dua dan kendaraan roda empat tidak bisa melintas. 

****

(Wawan).