TOPsul. Tolitoli – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, terus memperkuat kesiapsiagaan masyarakat menghadapi potensi bencana alam. Sebanyak 223 titik jalur evakuasi di 10 kecamatan kini telah dipasang sebagai upaya mitigasi menghadapi ancaman gempa bumi dan tsunami yang bisa terjadi sewaktu-waktu akibat aktivitas megathrust.
Kepala BPBD Tolitoli, Abdullah Haruna, mengatakan langkah ini dilakukan menyusul peringatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait potensi gempa besar di wilayah utara Sulawesi yang dapat berdampak hingga Kabupaten Tolitoli. “Pemasangan jalur evakuasi bertujuan untuk memudahkan warga menemukan akses cepat menuju lokasi aman apabila terjadi gempa dan tsunami,” ungkap Abdullah, Jumat (25/7).
Ia menjelaskan, tingginya intensitas gempa di Sulawesi dipengaruhi beberapa faktor geologi. Di antaranya adalah keberadaan jalur megathrust di bagian utara Sulawesi, dorongan lempeng Laut Filipina, serta pemekaran Laut Banda. Kombinasi ketiga faktor tersebut menjadikan Sulawesi memiliki 45 segmen sesar aktif yang rawan memicu gempa berkekuatan besar.
“Zona megathrust yang berada di utara Sulawesi Utara memberi dampak signifikan bagi Kabupaten Tolitoli. Karena itu BMKG mengingatkan potensi bahaya gempa dan tsunami harus benar-benar diwaspadai,” jelasnya.
Abdullah mengingatkan, berdasarkan catatan sejarah, gempa bumi dan tsunami pernah melanda perairan Tolitoli pada tahun 1904 dan 1983. Dengan kondisi tektonik yang ada, potensi gempa bumi di wilayah ini bisa mencapai magnitudo 8,0 dengan ketinggian tsunami sekitar 4,5 meter.
Sebagai langkah antisipasi, selain 223 jalur evakuasi, BPBD Tolitoli juga menyiapkan 23 titik kumpul yang akan dijadikan lokasi pengungsian bagi warga. “Titik kumpul ini diharapkan bisa menjadi tempat aman dan terorganisir, sehingga evakuasi bisa berjalan tertib bila terjadi bencana,” tambah Abdullah.
Pihaknya juga terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat, terutama yang tinggal di pesisir pantai, agar memahami jalur evakuasi dan titik kumpul yang telah disiapkan. “Mitigasi bukan hanya soal fasilitas, tapi juga kesiapan warga. Karena itu kami gencarkan edukasi kebencanaan agar masyarakat lebih tanggap,” katanya.
BPBD Tolitoli berharap masyarakat tidak panik, namun tetap meningkatkan kewaspadaan. Langkah-langkah mitigasi yang dilakukan diharapkan mampu meminimalisir risiko korban jiwa jika bencana benar-benar terjadi.