Topiksulawesi.com, Banggai – Akibat krisis air yang berkepanjangan, warga Kabupaten Banggai yang berada di Desa Puge melakukan aksi protes yang dilakukan dengan cara menghamburkan loyang dan ember di ruas jalan raya menuju arah kantor Bupati Banggai dan lokasi MTQ pada Sabtu (23/7/2022).
Aksi yang sebahagian besar dilakukan oleh Emak-emak itu lantaran pihak terkait pemerintah Daerah Kabupaten Banggai dinilai lamban menangani kebutuhan vital masyarakat itu.
Foto dan Video yang memperlihatkan aksi para warga mengahambur loyang dan ember itu pun sempat viral di sejumlah platform media sosial, warga kesal akibat sudah lebih sepekan ini air bersih pun tak kunjung mengalir ke rumah-rumah mereka.
Seperti dilansir dari media banggairaya.id, Direktur Pelayanan PDAM Kabupaten Banggai Romi Botituhe pada Sabtu (23/7/2022) menjelaskan, jalur distribusi air bersih ke wilayah itu terganggu sejak pekan lalu lantaran adanya pekerjaan penggantian pipa yang dilakukan oleh Dinas PUPR Kabupaten Banggai. Kata dia, banyak sambungan pipa dalam pekerjaan itu yang bocor.
Meski diketahui pihak pemerintah daerah melalu dinas terkait telah berusaha melakukan suplai air bersih menggunakan mobil tangki, namun sepertinya tidak cukup dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Belum lagi lambannya sikap pemerintah daerah akibat kesibukan dalam kegiatan MTQ, membuat warga semakin kesal.
Kondisi itupun sontak mendapat perhatian dari salah satu Anggota DPRD Provinsi Sulteng Muhaimin Yunus Hadi, SE, kepada media ini Sabtu (23/7/2022) Politisi muda Partai Amanat Nasional (PAN) itu menyampaikan sikap prihatinnya atas kejadian itu.
“Iya betul, meski sebenarnya Luwuk – Banggai bukan masuk dalam dapil kami, namaun kami dapat merasakan apa yang dirasakan oleh warga di sana yang notabene juga merupakan saudara-saudara kita, sangat miris dengarnya di daerah Sulawesi Tengah kita yang dinilai subur dan kaya ini namun disisi lain masih ada warga yang kesulitan air bersih, hal ini mungkin tidak akan semakin parah bila upaya pemerintah daerah bekerja maksimal menyelesaikan persoalan krisis air tersebut, apalagi bila sudah sampai sepekan lebih, dan membuat warga harus turun kejalan seperti itu”, tutur Muhaimin.
“Persoalan air itu adalah hal yang sangat urgent, mulai dari kebutuhan kebersihan hingga kebutuhan memasak di dapur, harusnya pemerintah setempat bisa lebih ekstra lagi memikirkan hal itu, kalaupun akan dilakukan pengerjaan setidaknya sdah dikaji dengan matang terlebih dahulu untuk solusi sementara yang bisa dilakukan sambil menunggu pekerjaan itu selesai, mengingat suplay air yang dilakukan nyatanya masih sangat minim dan belum memadai”.
“Untuk itu kami juga berharap kepada pemerintah daerah setempat bisa dapat segera mencari solusi terbaik dan menyelesaikan persoalan tersebut, agar warga bisa kembali seperti sedia kala lagi, bisa terpenuhi kebutuhan airnya dan tidak lagi sampai melakukan aksi-aksi serupa di lain hari,” tutup Muhaimin. (TS-Arya)