TOPsul. Poso – Untuk mencegah masuknya paham radikal dan intoleran di kalangan pelajar, Satgas II Preemtif Operasi Madago Raya kembali melaksanakan kegiatan penyuluhan di SMA Negeri 1 Poso, Rabu (8/10/2025).
Kegiatan yang menghadirkan Tim Da’i Kamtibmas Polri ini bertujuan membentengi generasi muda dari pengaruh negatif yang dapat mengancam persatuan dan keamanan bangsa, khususnya di wilayah Poso yang menjadi salah satu daerah pelaksanaan Operasi Madago Raya.
Penyuluhan disampaikan oleh Ipda Ilham Sriwan, Aiptu Ridwan, dan Aipda Sofyan Al Liosi. Mereka memaparkan materi tentang pembentukan karakter, kesadaran hukum, serta pentingnya menjaga nilai-nilai kebangsaan.
Dalam arahannya, Ipda Ilham Sriwan mengingatkan para pelajar untuk menaati aturan lalu lintas, menjauhi narkoba, serta menghindari perilaku menyimpang seperti pergaulan bebas dan judi online. Ia juga menekankan bahaya laten paham radikalisme dan intoleransi yang dapat memecah belah persatuan bangsa.
“Generasi muda harus menjadi garda terdepan dalam menjaga keutuhan NKRI dari ideologi yang bertentangan dengan Pancasila,” tegas Ipda Ilham.
Siswa juga dibekali pemahaman tentang nilai-nilai bela negara dan pentingnya menumbuhkan rasa cinta tanah air.
Kepala SMA Negeri 1 Poso, Hermanto, menyampaikan apresiasi kepada Tim Da’i Polri. Menurutnya, kegiatan seperti ini sangat bermanfaat untuk menambah wawasan dan memperkuat karakter siswa.
“Kami berterima kasih atas perhatian dari Polri, khususnya Tim Da’i Madago Raya. Penyuluhan ini sangat membantu agar siswa tidak mudah terpengaruh ajakan menyesatkan,” ujar Hermanto.
Antusiasme pelajar terlihat tinggi selama kegiatan berlangsung. Mereka aktif berdialog dan mengajukan pertanyaan seputar cara mengenali ciri-ciri penyebaran paham radikalisme di lingkungan sekolah dan media sosial.
Melalui kegiatan ini, Satgas II Preemtif Ops Madago Raya berharap pelajar dapat menjadi generasi penerus yang cerdas, berakhlak, serta mampu membentengi diri dari pengaruh negatif di era digital.
Polri berkomitmen untuk terus hadir di tengah masyarakat, termasuk di dunia pendidikan, guna menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan memperkuat semangat persatuan di Sulawesi Tengah.