Kepala Tekhnik Tambang (KTT) PT Hengjaya Mineralindo, Ilham, Saat Mengikuti Sosialisasi Indonesia’s FOLU Net Sink 2023, Palu (13/03). (Foto: TS-Arya) |
TOPIK SULAWESI, Palu – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia sedang giat-giatnya melakukan upaya dalam rangka menjamin terimplementasinya target-target Indonesia’s Forestry and Other Land Uses (FOLU) Net Sink 2030 sampai di tingkat tapak. Hal itu diintruksikan langsung oleh Menteri KLH Siti Nurbaya Pada Rapat Kerja Rencana Kegiatan Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 Tahun Anggaran 2023 yang mengundang semua kepala UPT KLHK di seluruh Indonesia, Jakarta, belum lama ini.
Menindaklanjuti hal itu Pemerintah daerah Sulawesi Tengah bersama Kementerian KLHK menggelar Sosialisasi Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 yang digelar di 22 Provinsi dan Penyusunan Rencana Kerja Sub Nasional Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 di 22 Provisi, termasuk Provinsi Sulawesi Tengah TA. 2023. yang digelar di gedung Pogombo Kantor Gubernur Sulteng, Senin, (13/03/2023).
Terkait hal itu PT. Hengjaya Mineralindo salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pengelolaan tambang nikel di Morowali Utara, Sulawesi Tengah, Indonesia yang juga hadir dalam kegiatan tersebut menyatakan mendukung penuh program pemerintah RI dalam rangka mensukseskan FOLU Net Sink 2030 tersebut.
Kepala Teknik Tambang (KTT) PT. Hengjaya Mineralindo Ilham menjelaskan pihaknya mendukung penuh kegiatan tersebut, hal itu di buktian dengan pencapaiannya dalam meraih predikat Proper Hijau tahun 2022 yang merupakan program Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
“Karena ini merupakan bentuk komitmen Bangsa Indonesia terhadap keberlangsungan kehidupan makhluk hidup di muka bumi kami dari PT. Hengjaya Mineralindo siap mendukung dan turut serta dalam mensukseskan program tersebut,” ujar Ilham kepada media ini.
Baca Juga: Kepergok Hendak Mencuri di PT. GNI Morut, Seorang Pria Nekat Lompat dari Lantai 3
“hal itu juga sesuai dengan Visi kami dalam rangka program pelestarian lingkungan hidup yang sudah kami jalankan selama beberapa tahun terakhir ini, hal itu terbukti dengan pencapaian yang diraih PT. Hengjaya Mineralindo dalam program penilaian Proper tahun 2022 oleh Kementerian KLHK dengan meraih predikat Hijau,” terang Ilham.
Untuk diketahui, FOLU atau singkatan dari forest and other land uses atau pemanfaatan hutan dan penggunaan lahan. Dalam dokumen penurunan emisi atau nationally determined contribution (NDC), FOLU menjadi satu dari lima sektor program mitigasi krisis iklim.
Melansir dari forestdigest.com, Pada 2030, sektor ini akan menghasilkan emisi sebanyak 714 juta ton setara CO2. Pembangunan rendah karbon akan mengurangkan emisi sebanyak 17,2% dalam skenario penurunan emisi 29% dan 24,5% dalam skenario 41%.
Indonesia mengajukan proposal penurunan emisi melalui dua cara: 29% dengan usaha sendiri dan 41% dengan bantuan internasional. Semua persentase itu mengacu pada produksi emisi nasional pada 2030 sebanyak 2,869 miliar ton setara CO2. Sebagai gambaran, emisi sebanyak ini setara dengan emisi yang dihasilkan 900 juta mobil yang berjalan 19.000 kilometer selama setahun.***(TS-Asriyadi)